Akhir bulan kemarin saya pulang kampung setelah hampir sebulan lamanya tidak bersua dengan simbok tercinta.
Banyak kabar, baik yang bahagia maupun yang duka, nikahan kang gareng, hingga kecelakaan yang menimpa pak bayan. Yang sedang dalam kebahagiaan semoga berkah dan yang dalam cobaan semoga dimudahkan.. amin.
Ada kabar menarik, bahwa akhir tahun ini Desa Tegalharjo kelahiranku akan menggelar Pilkades, hajatan 5 tahun sekali yang menurut pengalaman lebih rame dari pada pilihan bupati, gubernur apalagi pemilu dan pilres.
Kalau dari angka partisipasi mungkin bisa mencapai 99%. Apalagi jika calon yang berkompetisi pebih dari satu seperi 5 tahun yang lalu.
Selain angka partisipasi yang tinggi, pilkades biasanya juga lebih "panas" karena bersifat lokal.
Dari kabar burung, hampir bisa dipastikan kepala desa menjabat pak Ahmad Pandoyo akan maju sekali lagi dan masih berdasar kabr burubg akan ada kandidat lain yang maju memperebutkan hati masyarakat Tegalharjo tahun 2018 ini.
Secara pribadi saya mungkin kurang sopan jika membahas pilkades ini mengingat hampir sejak SMA jarang di rumah, hanya sesekali pulang dan dari sisi kontribusi untuk desa kelahiran tidak seberapa.
Tapi sebagai putra daerah yang lahir dan besar dengan segala kabaikan di Tegalharjo serta keinginan suatu saat bisa kembali ke Desa, tidak elok jika menutup mata dengan segala dinamika yang terjadi di desa kelahiran.
Saya secara pribadi ingin selalu update dengan segala dinamika di desa, dengan harapan jika ada hal baik ikut senang, jika ada hal kurang baik ikut mendoakan dan jika ada yang bisa dibantu dengan senang hati mencoba sebabaik mungkin memberi bantuan agar desa tercinta semakin lebih baik.
Saya pernah menulis konsep "Pulang Kampung" tentang peran warga perantauan dalam keikutsertaan mambangun desanya.
Pulang kampung bisa dimaknai secara harfiah pulang ke desa secara fisik, hidup dan membangun kampung halaman.
Atau yang ke dua, pulang kampung secara Ide Pemikiran dan sumbangsih dalam bentuk yang lain.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada keluarga dan tetangga di desaku yanng tercinta, tetapi selama merantau saya kadang menemukan hal-hal dalm bentuk ide, gagasan & jaringn baik, yang menurut saya bisa diapliaksikan untuk membangun desa.
Contoh kecil misalnya, ketika saya punya ide membuat kelompok belajar komputer di rumah agar para tetangga bisa ikut belajar komputer. (Masih terkendala daya listrik)
Yang lain misalnya, ketika ada teman yang menulis buku bagus untuk anak-anak saya coba beli untuk dihadiahkan ke guru TK.
Ketika teman-teman kantor ingin berbagi rejeki, saya usul untuk lansia dan janda yang membutuhkan di dukuh saya, dll.
Atau yang paling sederhana, sumbangaih materi untuk kegaiatan sosial, kegiatan yang bermanfaat dan pembangunan infrastruktur.
Intinya, kita yang diperantaun dan sahabat-sahabat yang kampung halaman mari Bersinergi, gotong royong bahu membahu membangun desa kita tercinta.
Sayang sekali jika, saat lahir dan besar di kampung halaman begitu dewasa dan sudah pandai serta sejahtera kemudian hilang begitu saja tak ada kontribusi bagi desa tercinta, bagaimana bisa maju dan berkembang jika situasinya seperi itu.
Ayo, Bali Ndeso nbangun Tegalharjo dengan hal kecil yang bisa kita berikan untuk desa kita tercinta.
Yang sedikit dan kecil itu jauh lebih baik jika dibandingkan tidak berbuat apa-apa.
Semoga bermanfaat, salam Kang Mad.
Wassalamu'alaikum wrwb